- "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.."
- - Surah Ar-Ra'd: 2
Bagaimanapun menurut Islam, Allah itu tidak sama dengan makhluk. Bila tidak sama dengan makhluk maka cara dia bersemayam juga tidak sama dengan makhluk. Bagaimana cara dia bersemayam hanya Allah sahaja yang tahu.
Dalam Al Quran terdapat sebanyak tujuh tempat Allah Taala menyebutkan yang Allah Taala bersemayam di atas arasy.
- Surah Al A'raf ayat 54
- Surah Yunus ayat 3
- Surah Ar Ra'd ayat 3
- Surah Taha ayat 5
- Surah Al Furqan ayat 59
- Surah As Sajdah ayat 4
- Surah Al Hadid ayat 4
Etimologi
'Arasy merupakan bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang bermaksud bangunan, singgahsana, istana atau takhta. Di dalam al-Quran, perkataan ‘Arasy itu disebut sebanyak 33 kali. Kata ‘Arasy mempunyai banyak maksud, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgahsana atau takhta Tuhan.
Tentang pengertian ‘Arasy, ulama memberikan penjelasan yang berbeza-beza. Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arasy merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al Qur'an:
“ | ...kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. (Yunus 10:3) | ” |
Letak 'Arasy
'Arasy terletak di atas syurga Firdaus, Nabi Muhammad bersabda kepada sahabat Abu Hurairah yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim:
- “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohonlah kepadanya Syurga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Syurga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arasy Allah yang Maha Pengasih...”
Masih diriwayatkan dari Ibnu Abi 'Ashim, Nabi Muhammad bersabda:
- “Sesungguhnya ‘Arasy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (yang 7), ‘Arasy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”
Keagungan 'Arasy
Malaikat pernah ada yang melihat ‘Arasy dengan segala keagungan yang dimilikinya. Lalu, Allah berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7,000 malaikat." Malaikat itu diberikan 70,000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arasy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arasy Allah itu.
Nabi Muhammad bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan 'Arasy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."
Perbezaan Pendapat Tentang 'Arasy
Di dalam perbincangan para ulama, tentang ‘Arasy ini selalu banyak pendapat. Para ulama memperdebatkan apakah ‘Arasy itu suatu nonmateri (nonfisik) atau materi (fizik). Dalam hal ini ada tiga pendapat yang berbeda:
- Mu'tazilah berpendapat bahawa perkataan ‘Arasy di dalam al-Quran harus dimaksudkan dan difahami sebagai maksud metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arasy, maka maksudnya ‘Arasy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang nonmateri, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
- Mujassimah pendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arasy harus dipahami sebagaimana adanya. Kerana itu, mereka mengartikan ‘Arasy sebagai sesuatu yang yang bersifat fizik atau materi. Mereka memiliki paham antropomorfisme.
- Asy'ariyah berpendapat yang menyatakan bahawa ‘Arasy dalam maksud takhta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, kerana kitab Al-Quran sendiri bermaksudkannya demikian.
No comments:
Post a Comment